Hay Sobat-sobatQu yang di rahmati oleh ollah swt, nah kali ini saya akan membawa kalian semua untuk menuju tingkat kedewasaan...Beuhh Gaye...Hehe (kayak orang yang nulisnya udah dewasa aja)
Kenapa kita harus dewasa??? Nah karena dengan menjadi dewasa, kita akan tahu bahwa pentingnya menghargai seseorang atau katakanlah orang lain, baik satu suku atapun berbeda suku atau satu agama ataupun berbeda agama dan terlebih lagi satu negara ataukah berbeda negara...Bukan begitu sobat...!!!
Itulah mengapa kita harus berfikir jauh kedepan untuk memikirkan hal yang terbaik buat kita dan orang lain...
Kenapa??? Karena jika terjadi ketidakseimbangan (tidak tawazzun) maka akan terjadi perselisihan atau ketidak cocokan diantara kedua belah pihak...Gitu loh sobat mania (^_^)V
Nah untuk itu Kita harus dapat berfikir ke depan bahwa apakah sikap yang kita lakukan sudah sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan bisa diterima oleh teman-teman, saudara,kerabat, sahabat orang yang lebih tua atau yang lebih muda dari kita ataupun orang tua kita sendiri??? Itu semua berrawal dari sikap kita terhadap mereka...Apakah sikap kita sudah sesuai dengan yang orang lain harapkan ataukah tidak sama sekali...Cobalah sobat tabayyun kembali apa sebabnya mereka bisa bersikap seperti itu kepada kita...
Sikap seseorang kepada kita itu bisa tumbuh dari sikap kita kepada orang lain...Sehingga sikap itu terbentuk sesuai perlakuan kita terhadap orang lain...Oleh karena itu, jika kita baik terhadap orang lain maka orang lain pun akan menghargai kita...Betul betul betul
Nah itulah sebabnya kita harus bisa mengintrospeksi diri (Muhassabah)...
Bagaimana jika apa yang kita lakukan ternyata tidak disukai oleh orang-orang di sekeliling kita...Waduh, itulah yang harus kita hindari sikap yang dapat menyakiti orang-orang disekeliling kita...Betul betul betul kan teman...!!! Trus Apakah kita bisa menyadarinya atau mengertahui jika seseorang yang kita perlakukan dengan sikap yang sama dengan orang lain dapat menerima apa yang kita lakukan terhadap orang lain??? Wah Belum tentu juga kan sobat, Ya toohhh...karena cara pandang dan sifat manusia itu berbeda-beda, so jangan kita sama kan lah sikap kita terhadap orang yang satu dengan orang yang lainnya...pasti itu sungguh-sungguh berbeda...Nah pasti teman-teman masih bingung ya dari sikap yang saya maksud...Jdi begini loh teman-teman, anggap saja kita sedang bercakap-cakap dengan orang tua, nah itu kan pasti berbeda sikap kita jika kita bercakap-cakap dengan teman atau kerabat kita...Oleh karena itu, kita harus bisa memposisikan diri kita sesuai dengan karakter orang-orang terdekat kita...
Semoga kita adalah orang2 yang selalu bersyukur atas rahmat-NYA dan dapat menghargai apapun kekurangan dan kelebihan kita sendiri maupun orang lain...
kita termasuk orang-orang yang selalu dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpa diri kuta ataupun orang lain karena dengan begitu maka fikiran kita lebih terbuka untuk saling membantu terhadap sesama... Nah sobat mania itulah yang dinamakan salah satu dari sekian banyak sikap menjadi dewasa...
Afwan Sobat-sobatQu jika dalam penulisa ini masih terdapat kekurangan karena manusia yang dimuliakan Allah adalah manusia yang punya salah dan ia mau betobat dari kesalahannya itu dan tidak akan mengulanginya lagi coz kalo di ulangi lagi itu mah sama aja kayak kedelai...Ups salah, maksudnya keledai...hehe
Oce sobat-sobatqu yang dirahmati Allah swt...TararengQu n Syukron...
Wallahu'alambissawaf
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah: 119)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan. (Shahih Muslim No.4664)
Dari Hudzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa kalian." (HR Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan).
Tidaklah beriman orang yang berzina tatkala ia berzina, tidaklah beriman orang yang minum khamr tatkala ia meminumnya dan tidaklah beriman orang yang mencuri ketika ia mencuri… (HR. Bukhari Muslim).
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan. (Shahih Muslim No.4664)
Dari Hudzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa kalian." (HR Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan).
Tidaklah beriman orang yang berzina tatkala ia berzina, tidaklah beriman orang yang minum khamr tatkala ia meminumnya dan tidaklah beriman orang yang mencuri ketika ia mencuri… (HR. Bukhari Muslim).
Animated, Flash Greeting Cards
“Katakanlah, ‘Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu memperlihatkannya, pasti Allah mengetahui.’...” (Ali Imran: 29)
Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khaththab r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Segala perbuatan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan (pahala) apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (ke Madinah) untuk mencari ridha Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah untuk mencari harta dunia atau untuk seorang perempuan yang hendak dinikahi, maka hijrahnya hanya untuk itu (tidak mendapatkan pahala di sisi Allah).’” (Muttafaq alaihi)
Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Kejujuran mengantarkan pada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke surga. Seseorang yang senantiasa berkata jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan kebohongan, mengantarkan pada kedurhakaan, dan kedurhakaan mengantarkan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berkata bohong akan dicatat di sisi Allah sebagai pembohong.” (Muttafaq 'alaih)
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Fushilat: 53)
Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khaththab r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Segala perbuatan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan (pahala) apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (ke Madinah) untuk mencari ridha Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah untuk mencari harta dunia atau untuk seorang perempuan yang hendak dinikahi, maka hijrahnya hanya untuk itu (tidak mendapatkan pahala di sisi Allah).’” (Muttafaq alaihi)
Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Kejujuran mengantarkan pada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke surga. Seseorang yang senantiasa berkata jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan kebohongan, mengantarkan pada kedurhakaan, dan kedurhakaan mengantarkan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berkata bohong akan dicatat di sisi Allah sebagai pembohong.” (Muttafaq 'alaih)
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Fushilat: 53)
0 komentar:
Posting Komentar