Assalamu'alaikum Wr Wb | Welcome to My Blog | Comes Join in My Blog | You can chat with me if I Online | Give Comment in My Blog | Thank to Allah | Thank to My Parent | And Thank to All My Friends | Scientist's Blog Copyright By IMRON ROSYADI

Rabu, Desember 23, 2009

Mother is the best super hero in the world

Mumpung Ibu Masih ada, coba saat BELIAU tidur saat matanya terpejam kamu tatap wajahnya itu 5 menit saja, kamu akan tau bagaimana rasanya nanti bila wajah itu sudah tak ada di situ...

Lakukan apapun yang bisa kamu lakukan untuknya...

LAKUKAN SEKARANG teman2ku sayang, bukan besok atau 5 menit lg karena mungkin sekedip matamu dia akan pergi tak kembali...
Klo sudah terlanjur ga ada, yaaahhh jangan lupa doa ma TUHAN. Segala macam doa deh. Miss U Mum...
Luv U all

Ini adalah mengenai nilai kasih Ibu dari seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia mengulurkan sekeping kertas yang bertuliskan sesuatu, si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang diulurkan oleh si anak dan membacanya.

Ongkos upah membantu ibu:
1) Membantu pergi ke warung: Rp20.000
2) Menjaga adik: Rp20.000
3) Membuang sampah: Rp5.000
4) Membereskan tempat tidur: Rp10.000
5) Menyiram bunga: Rp15.000
6) Menyapu halaman: Rp15.000
Jumlah: Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama:
1) Ongkos mengandungmu selama 9 bulan: GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu: GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu: GRATIS
4) Ongkos khawatir krn memikirkan keadaanmu: GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu: GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku: GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya: "Telah Dibayar"

LUv Mom I miss u forever
Mother is the best super hero in the world.


Oleh : didik luv mom
Read rest of entry

Minggu, Desember 13, 2009

Burung Gagak, "Satu Kisah Yang Menarik Untuk Dijadikan Teladan"

Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya, "Nak, apakah benda itu?" "Burung gagak", jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit kuat, "Itu burung gagak ayah!"

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi soal yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan persoalan yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, "BURUNG GAGAK!!" Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Gagak lah ayah.......".

Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya soal yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi marah.

"Ayah!!! saya tak tahu ayah paham atau tidak. Tapi sudah lima kali ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apa lagi yang ayah mau saya katakan???? "Itu burung gagak, burung gagak ayah.....", kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Si ayah terus bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu ditangannya. Dia menghulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan tertanya-tanya. diperlihatkannya sebuah Diary lama. "Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam Diary itu", pinta si ayah. Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut..........

"Hari ini aku di halaman melayan karena anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?". Dan aku menjawab, "burung gagak". Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi cinta dan sayangnya aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga."

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, "Hari ini ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah hilang sabar serta marah."

"Jagalah Hati Kedua Orang Tuamu, Hormatilah Mereka. Sayangilah Mereka Sebagaimana Mereka Menyayangimu Diwaktu Kecil"




(kiriman sahabat)
Read rest of entry

Kamis, November 26, 2009

Tips Masuk DUFAN biar MURAH (^_^)

Assalamu'alaikum teman-temanku

Ada kabar gembira nih
Masuk dufan dengan harga terjangkau....ini saya share flyer-nya.
Teman-teman bisa masuk dengan hanya Rp 40.000 untuk hari biasa dan Rp 60.000 untuk hari libur.
Anda bisa mengajak teman2 atau kerabat serta keluarga anda semua bagi yang mau liburan ke dufan...
Semoga dengan info ini teman2 yang ingin berlibur ke dufan bisa sedikit terbantu...



Flyer ini tinggal di print. diperbanyak juga boleh (fotocopy)...(^_^)
SEMOGA BERMANFAAT

Link download Flyer:
Klik Disini
Read rest of entry

Selasa, November 03, 2009

Cinta Sejati

Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 9.30 seorang pria berusia 70-an datang utk membuka jahitan pada luka di ibu jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi. Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang aku sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru.

Pekerjaan yg tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter aku memutuskan untuk melakukannya sendiri. Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru.

Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari.

Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer. Lalu kutanya apakah istrinya akan marah kalau dia datang terlambat. Dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak lagi dapat mengenalinya sejak 5 tahun terakir. Aku sangat terkejut dan berkata, " Dan bapak masih kesana setiap hari walaupun istri bapak sudah tidak kenal lagi ?"

Dia tersenyum ketika tangannya menepuk tangan ku sambil berkata, " Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia kan ?"

Aku terus menahan air mata sampai kakek itu pergi, tangan ku masih tetap merinding, " Cinta kasih seperti itulah yang aku mau dalam hidupku. " Cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantis.

Cinta sejati adalah menerima apa adanya yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.

Orang yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, mereka hanya berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki.

Taken from milist
Read rest of entry

Senin, Oktober 26, 2009

RENCANA TUHAN

Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang meyulam sehelai kain.
Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya,
apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang meyulam sesuatu di atas
sehelai kain.
Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah
benang ruwet.
Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut, "Anakku,
lanjutkanlah permainanmu,
sementara ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah selesai, kamu akan
kupanggil dan
kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari
atas."

Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu sembrawut
menurut pandanganku.
Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil, "Anakku, mari ke
sini, dan duduklah di pangkuan ibu."
Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah,
dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah
sekali.
Aku hampir tak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah
benang-benang ruwet.

Kemudian ibu berkata, "Anakku, dari bawah memang ruwet dan kacau,
tetapi engkau tidak menyadari bahwa dia atas kain ini sudah ada gambar yang
direncanakan, sebuah pola,
ibu hanya mengikutinya." "Sekarang, dengan melihatnya dari atas, kamu dapat
melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan."

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada TUHAN,
"apa yang Engkau lakukan?"
Ia menjawab, "Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah, "Tetapi
nampaknya hidup ini ruwet,
benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna
yang cerah?
Kemudian TUHAN menjawab, "kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga
menyelesaikan pekerjaan-Ku di bumi ini.
Suatu saat nanti Aku akan memanggilmu ke surga dan mendudukkan kamu di
pangkuan-Ku,
dan kamu akan melihat rencana-Ku yang indah dari sisi-Ku!"

SERING KALI KITA TIDAK MENGERTI APA YANG TUHAN INGINKAN DALAM HIDUP KITA ..
TAPI PERCAYALAH BAHWA SEMUA YANG TELAH DIA IJINKAN TERJADI DALAM HIDUP KITA
ADALAH YANG TERBAIK.

Salam Berkah !

(Satria Hadi Lubis)

Mentor Kehidupan
Read rest of entry

Jumat, Oktober 23, 2009

Bumi Urung Hancur 13 April 2036 ? ? ?

Oktober 9, 2009 at 7:20 am
Jakarta – NASA mengatakan kemungkinan astroid sebesar 270 meter menghanam bumi pada tahun 2036 telah mengecil.


Pada awalnya, ilmuwan percaya bahwa ada kemungkinan 1 banding 45.000 bahwa Apophis akan menabrak bumi pada 13 April 2036.
Asteroid-impacting-the-earth
Akan tetapi NASA mengatakan bahwa kemungkinan itu telah menurun menjadi 1 banding 250.000 setelah menghitung ulang garis edar asteroid.

Pada tahun 2004, sumber bumi ketakutan ketika hasil awal penelitian menemukan kemungkinan Apophis akan menghantam di tahun 2029.
asteroid

Namun pengamatan lebih lanjut mengesampingkan kemungkinan akan adanya tabrakan itu. Apophis dijadwalkan mendekati bumi pada tahun 2029, namun tidak berbahaya.[ito]beritajatim
Read rest of entry

Jumat, Oktober 16, 2009

Rebutlah hati suamimu dengan bersegera menta’atinya

Istri yang bijak adalah istri yang dapat mengerti dan memahami kewajiban yang harus dilakukannya. Memahami bahwa mentaati suami merupakan salah satu kewajibannya. Dan bahwa mentaati suami dalam perkara yang bukan maksiat merupakan penyebab ia masuk ke dalam jannah.

Rasulullooh Shololloohi ‘alahi wassallaam telah bersabda:

“Apabila seorang wanita telah mengerjakan sholat lima waktu, puasa bulan ramadhon, menjaga kemaluannya, mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya: “Masuklah jannah dari pintu manapun yang engkau suka”. (Shahih Al-Jami’ Al Kabir)

Ketahuilah, kewajiban utama seorang istri terhadap suaminya adalah mentaatinya dalam perkara-perkara yang bukan maksiat dan tidak menyeret kepada mudhorat. Ketaatan istri ini akan memberikan pengaruh yang amat besar dalam menciptakan suasana keluarga yang harmonis. Dalam hadits tentang kisah delegasi kaum wanita, mereka menyebutkan tentang pahala yang diperoleh para lelaki dengan jihad, kemudian mereka bertanya, “Bagaimana kami dapat memperoleh keutamaan seperti demikian?”

Maka Rasulullooh Shololloohi ‘alahi wassallaam bersabda:

“Sampaikan kepada para wanita yang kalian jumpai bahwa mentaati suami dan menunaikan hak-haknya dapat menyamai semua keutamaan itu…” (HR. Al-Bazaar dan Ath-Thobrani)

Kewajiban kepada suami bukan berarti menihilkan kepribadianmu sebagai wanita. Bukan berarti hegemoni kaum lelaki terhadap wanita dan bukan pula berarti kehidupan rumah tangga menjadi ajang pertempuran, penentangan dan membuat keras kepala. Namun, merupakan kehidupan yang mana kesantunan menjadi ciri utamanya.

Sesungguhnya ketaatan istri kepada suaminya secara ma’ruf dan kecintaannya kepada suaminya bisa mengangkat kedudukannya di sisi Allooh dan mendatangkan kebahagiaan dan ketenangan baginya. Dan suaminya juga akan mentaatinya dan menuruti keinginannya yang syar’i. Dalam sebuah mutiara-mutiara hikmah, disebutkan: “Sebaik-baik istri adalah yang ta’at, mencintai, bijak, subur lagi penyayang, pendek lisan (tak cerewet) dan mudah diatur.”

Suami akan sangat gembira ketika mendapatkan istrinya segera mentaatinya, tidak bermalas-malasan dalam menunaikan apa yang dikehendakinya, bahkan terkadang sampai pada taraf kedua-duanya memahami apa yang diingini oleh pasangannya, ia tidak perlu memikirkannya sebelum menyebutkannya.

Itu berarti engkau benar-benar mengharapkan ridha suamimu dan berusaha untuk meraihnya. Dan juga berarti engkau mengetahui jalan menuju jannah.

Rasulullooh Shololloohi ‘alahi wassallaam bersabda:

“siapa saja wanita yang meninggal sementara suaminya ridho terhadapnya maka ia pasti masuk jannah.” (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Dikutip dari Kuuni Zaujatan Naajihatan, DR. Najla’ As-Sayyid Nayil.
Read rest of entry

Jumat, Oktober 02, 2009

Dengan 5 Hal Ini, Kau Akan Berbahagia Bersamaku, Istriku…

*diketik ulang oleh Humaira Ummu Abdillah dari majalah al-mawwaddah, Edisi I Tahun ke-3,Sya’ban 1430H/2009,Rubrik: Taman Pasutri, oleh: Ustadz Abu Amar al-Ghoyami hal:29-30*

Suami Anda mungkin tidak pernah berkata-kata secara terbuka dan apa adanya kepada Anda. Setiap Anda bertanya kepadanya ia selalu menjawab dengan mendahulukan perasaannya. Akibatnya, Anda tidak bisa puas dengan jawabannya yang memang sangat sedikit.Bila ini terjadi pada suami Anda, maka Anda harus tahu bahwa memang tidak semua laki-laki bisa begitu saja terbuka, namun benar-benar ada tipe suami yang memang pendiam dan pemalu.

Berikut tips yang bisa digunakan oleh istri untuk mengambil hati suaminya yang pendiam dan pemalu yang menurut hasil penelitan telah terbukti banyak memberi faedah bagi istri untuk bisa hidup berbahagia bersama suaminya.

1. Jadilah Istri Yang Menghormati Suami

Bila istri menghormati suaminya, maka dengan mudahnya suami pun akan menghormatinya. Namun, bila istri tidak bisa menghormati suaminya maka selamanya ia akan menderita disisi suaminya. Mengapa? Apakah memang sikap saling menghormati merupakan kebutuhan asasi bagi suami yang tidak bisa ditawar-tawar lagi sehingga mereka mewajibkannya atas istri?

Banyak istri yang bila telah melahirkan anak suaminya beranggapan bahwa ia akan terus damai disisi suaminya. Ia menyangka akan senantiasa bahagia disisi suaminya hanya dengan telah lahirnya anak suaminya. Akibat dari sangkaan dan duga-duga ini akhirnya banyak istri yang lupa atau tidak lagi memandang perlu sikap hormat kepada suaminya. Ia banyak merendahkan suaminya dan menyepelekannya.

Ketahuilah, istri yang menghormati suaminya ialah istri-istri penduduk surga. Tidaklah Anda ingin meneladani mereka? Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda:

“Maukah aku kabarkan kepada kalian para istri kalian di surga? Wanita yang penyayang, sangat subur, dan suka kembali berbuat baik yang apabila berbuat aniaya ia akan mengatakan, ‘ Ini tanganku ada diatas tanganmu, aku tidak bisa sekejap pun memejamkan mata sehingga engkau ridho kepadaku”1

Bukankah meminta maaf merupakan bentuk penghormatan yang tinggi? Bukankah mengulurkan tangan mengharapkan maaf suami merupakan sikap hormat istri kepadanya? Maka, bila Anda ingin menghormati suami, jadilah istri yang sabar atas kekhilafannya. Jadilah istri yang tidak pernah menentang suami saat ia marah. Jadilah istri yang menghargai dan menghormati cemburu suami. Jadilah istri yang bisa menjaga suami. Jadilah istri yang tidak enggan meminta maaf. Enggan meminta maaf suami adalah bukti kesombongan istri. Tunjukkan rasa hormat dan perhatian Anda kepada suami dihadapan orang lain, baik saat ia bersamamu maupun saat ia tidak hadir disisimu. Dengan begitu, Anda telah menghormatinya dan insya Allah Anda akan senantiasa bahagia disisinya. Perkataan yang mudah terucap dan mudah menghancurkan rumah tangga ialah, “ Aku tidak akan menghormatimu lagi”.

2. Jadilah Istri Yang Bertanggung Jawab

Banyak istri mengeluhkan perihal suaminya yang tidak bertanggung jawab. Sementara banyak pula suami yang menganggap istrinya tidak bertanggung jawab.

Dalam masalah ini, penting sekali kita menilik kisah Asma’, putri Abu Bakar ash Shidiq. Ia adalah istri yang ikut memikul tanggung jawab dirumah suaminya secara sempurna. Bahkan ia tetap menjaga dan menghormati perasaan serta kecemburuan suaminya.

Suaminya ialah Zubair, seorang sahabat yang fakir. Asma’ pun tahu bahwa suaminya sangat membutuhkan kesiapannya untuk ikut memikul tanggung jawab keluarga bersamanya. Ia biasa mengurusi makanan kuda Zubair, menjahit tempat airnya, menumbuk gandum, mengusung biji-bijian dari kebun dan lain-lainnya. Namun begitu, ia sangat menyadari bahwa keadaanya tidak boleh mengurangi rasa hormatnya kepada suaminya. Ia tetap menjaga perasaan suaminya dan kecemburuannya. Ia lebih memilih mengusung biji-bijian diatas pundaknya dengan berjalan kaki daripada naik untuk padahal ada kaum laki-laki bersamanya. Hal itu hanya demi menghargai kecemburuan suaminya. Sehingga dihadapan istri yang sangat menghargai dan bertanggung jawab inilah sosok seorang suami pun luluh hatinya sehingga ia berkata, “ Demi Allah, pengorbananmu untuk membawa biji-bijian itu jauh lebih berat bagiku daripada dudukmu diatas unta Rasulullah shalallahu aalaihi wassalam”.Memang , Asma’ lebih mendahulukan kecemburuan suaminya sehingga tidak menerima tawaran Rasulullah Shalallahualaihi wassalam untuk naik di unta beliau saat mengusung biji-bijian.

3. Jadilah Istri Yang Terbuka dan Menghargai Perasaan

Ketenteraman perasaan dipengaruhi oleh terungkapnya isi hati pasutri. Ungkapan isi hati tentang rasa cinta kasih istri terhadap suami merupakan factor utama untuk mewujudkan kebahagiaan rumah tangga. Para suami sangat membutuhkan hal itu, sebagaimana istripun membutuhkannya. Bahkan Rasulullah Shalallahu aalaihi wassalam membolehkan istri berdusta dalam pengungkapan rasa cinta dan kasihnya terhadap suaminya demi terwujudnya kehangatan hubungan berumah tangga dan demi terpeliharanya ikatan pernikahan.2 Lalu,mengapa pasutri tidak melakukannya? Mengapa para istri tidak mengutarakan isi hatinya kepada suaminya tentang sesuatu yang bisa membahagiakan kehidupan rumah tangganya?

4. Percayalah Kepada Suamimu

Rasa cemburu merupakan bukti yang sangat kuat akan besarnya cinta dan kasih istri kepada suaminya. Sehingga rasa cemburu terkadang dibutuhkan untuk mengungkapkan isi hati istri kepada suaminya bahwa ia mencintai dan mengasihinya. Bahkan, sifat pencemburu merupakan hal yang lazim bagi wanita. Namun cemburu ada dua, sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam:

“ Ada diantara sifat cemburu ada yang dicintai dan ada pula yang dibenci oleh Allah. Adapun cemburu yang dicintai Allah adalah cemburu dalam keragu-raguan, sedangkan cemburu yang dibenci oleh Allah ialah cemburu tidak dalam keragu-raguan”3

Cemburu tidak boleh menghilangkan kepercayaan istri kepada suaminya dengan memastikan bahwa suaminya telah salah dan menyeleweng, misalnya si istri mengatakan: “ Mengapa kamu telat pulang?” atau “ Darimana saja tadi kamu pergi?” atau “ Berapa banyak wanita yang bekerja ditempat kerjamu?” Semua perkataan ini dan yang senada ialah cemburu yang tidak baik sebab didasari penetapan bahwa suaminya telah salah dan menyeleweng, bukan dibangun diatas kepercayaan atau sekadar duga-duga dan rasa ragu yang akan hilang dengan penjelasan dari suami.

5. Jadilah Istri Yang Berakhlak Terpuji

Seorang suami yang shahih akan merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan asasinya bila beristrikan seorang wanita yang baik akhlaknya. Wanita yang buruk ialah wanita yang perkataannya selalu bermakna ancaman, ucapan dan suaranya kasar, tidak mau tahu kebaikan orang lain atasnya, dan suka mencari-cari keburukan orang lain. Selain itu, ia juga tidak mengasihi suami, sedikit rasa malunya, suka mencela, pemarah, rumahnya kotor, suka menunjuk dengan tangan dan jarinya, biasa berdusta, dan selalu meneteskan air mata buaya. Istri yang berakhlak terpuji tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Bahkan, disaat ia sedang cemburu sekalipun, ia hanya akan menyebut kebaikan suami yang tidak bisa tidak harus membuatnya cemburu.Semoga dengan 5 hal in Anda, para istri , akan berbahagia bersama suami Anda. Wallahul Muwaffiq.

Catatan kaki:

1. Hadits Hasan, lihat Shahihul Jami’ 2604 oleh Syaikh al-Albani [↩]
2. lihat dalam Shahih Muslim, Bab Dusta yang di Perbolehkan hadits no.1810 dan Bukhari no.2692 bunyi haditsnya adalah : “Saya tidak pernah mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam memberi kelonggaran berdusta kecuali dalam 3 hal: [1] Orang yang berbicara dengan maksud hendak mendamaikan, [2] orang yang berbicara bohong dalam peperangan dan [3] suami yang berbicara dengan istrinya serta istri yang berbicara dengan suaminya mengharapkan kebaikan dan keselamatan atau keharmonisan rumah tangga [↩]
3. Hadits Hasan, riwayat Abu Dawud 2661 dan Nasai 2570, lihat Shahihul Jami’ 2221 oleh Syaikh al-Albani [↩]
Read rest of entry

Cara Mengajarkan Shalat Pada Anak



*diketik ulang oleh Humaira Ummu Abdillah dari Majalah al-Mawaddah, Edisi ke-12 Tahun Ke-2,Rajab 1430 H/ Juli 2009, Rubrik: Yaa Bunayya, Oleh : Ustadz Abdur Rohman al-Buthoni, halaman : 34-36*

Menurut syari’at Islam yang mulia, anak-anak tidak dikenai beban syari’at selagi dia belum baligh. Namun mereka harus dididik dan dilatih sejak masa anak-anak agar menjadi terbiasa melakukan syari’at ketika telah dewasa.Apabila syari’at memerintahkan para orang tua dan wali agar memerintah anak-anak mereka untuk menunaikan sholat, maka wajib bagi orang tua dan para murobbi untuk mengajarkan kepada mereka perihal thoharoh sesuai dengan thoharohnya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, menjelaskan kepada mereka sifat wudhu Nabi shalallahu alaihi wassalam, syarat sah, rukun-rukunnya dan hal-hal yang membatalkannya.

Demikian pula harus mengajarkan tata cara sholat sesuai degan sholat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam karena sabda beliau:

“ Tunaikanlah sholat seperti kalian melihat aku sholat “.1

Hendaknya anak diajari teori sekaligus praktiknya dengan diajak memperhatikan tata cara berwudhu dan sholat bapak ibunya atau mengajaknya melakukan sholat dan berdiri di samping orang tuanya untuk mengambil secara langsung tata cara sholat yang benar.

Ini mengingatkan orang tua, para murobbi dan para guru TK dan SD agar mengajarkan do’a dan dzikir-dzikir dalam wudhu dan sholat sebelum yang lainnya. Hal ini perlu kita perhatikan sebab sebagian guru ada yang lebih mendahulukan do’a dan dzikir yang lain, seperti do’a berpakaian atau yang lainnya, daripada do’a dan dzikir dalam wudhu dan sholat.

Sistem pengajaran seperti itu tentu salah bila ditinjau dari sisi ini, sebab syari’at belum memerintahkannya. Dan jikalau anak mengamalkannya pun tidak terlalu berarti bila dibandingkan dengan do’a dalam wudhu dan sholat yang dituntut untuk dihafal dan diamalkan setelah mencapai usia 7 tahun, sebagaimana anjuran Rasulullah shallahu alaihi wassalam. Bila bisa didapat kedua-duanya tentu lebih baik.



POKOK – POKOK PENGAJARAN SHOLAT

Pokok-pokok pengajaran yang harus diberikan kepada anak berkaitan dengan masalah sholat adalah sebagai berikut:

- Ilmu tentang syarat sahnya sholat, rukun, wajib dan sunnah-sunnahnya.

- Tata cara pelaksanaanya dari takbirotul ihrom hingga salam, meliputi gerakan-gerakannya, bacaan dan dzikir-dzikirnya, jumlah gerakan atau jumlah bacaan dan dzikir.

- Sifat-sifat gerakan, seperti sifat tangan atau jari-jari tangan ketika takbirotul ihrom atau ketika posisi yang lainnya, apakah dengan menggenggam jari-jari atau dengan membuka dan rapat, ataukah membuka dengan merenggangkan jari-jari lurus ke atas atau melengkung ke bawah.

- Sifat bacaannya, antara yang sir dan yang jahr, juga panjang pendeknya suatu gerakan dan bacaan, seperti gerakan tangan ketika takbirotul ihrom apakah perlahan-lahan hingga beberapa menit baru sampai ke bahu dan daun telinga ataukah bagaimana. Demikian juga dengan bacaan-bacaannya, misalnya apakah melafazhkan takbir dengan bacaan panjang seperti “ Allooooohuuuuu Akbaaaaar “ ataukah tidak.

- Mengajarkan yang shohih dari Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan meninggalkan yang tidak shohih.

- Mengajarkan nama-nama sholat dan waktu-waktunya serta bilangan roka’atnya.

- Mengajarkan tata cara berpakaian yang wajar di dalam sholat.

- Menanamkan akidah ( keyakinan ) bahwa orang yang sholat itu sedang menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maka, apabila kita menghadap kepala desa atau orang kaya saja tidak boleh bermain-main, tentunya menghadap Alloh, Sang Penguasa langit dan bumi dan seluruh alam semesta, lebih sangat tidak layak untuk bermain-main.

- Mengajarkan syarat syahnya sholat yang paling utama, yaitu thoharoh dan berwudhu, hal ini meliputi:

a. Tata cara membersihkan najis tinja dan kencing sehingga benar-benar suci dan tidak membawa najis dalam sholat. Mengenalkan kepada mereka benda-benda yang najis agar mereka jauhi, terutama ketika sholat.

b. Mengajarkan tata cara berwudhu, dzikir sebelum dan sesudahnya, tata cara penggunaan air yang sesuai dengan sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, tidak boleh boros sekalipun banyak air, urut-urutannya dan bilangan-bilangannya.

c. Tata cara membasuh, apakah membasuh dengan menyiramkan air ataukah cukup dengan mengusap tanpa menyiramkan air. Juga menjelaskan tentang sifat membasuh dan mengusap.

d. Mengajarkan kepada mereka anggota-anggota wudhu dan hal-hal yang berkaitan dengannya, apakah yang penting anggota wudhu tersebut terkena air sehingga cukup dicelupkan ke dalam air ataukah harus diusap da diratakan dengan tangan.

e. Mengajarkan kepada mereka batas-baras anggota wudhu, dari mana hingga ke mana.

f. Mengajarkan kepada mereka tata cara adzan dan iqomat, lafazh-lafazhnya dan bagaimana menjawab jika mendengar adzan dan do’a sesudah adzan bagi yang mendengar. Juga tentang tata cara melafazhkannya, yaitu tidak boleh berlebihan dengan memanjangkan lafazh yang seharusnya pendek atau sebaliknya, atau lafazh yang panjang dilebihkan dari kadarnya sehingga terlalu panjang, atau dengan merusak lafazah, seperti “ Allohu Akbar “ menjadi “ Aulohuu Akbaruu “.

g. Mengajarkan kepada mereka tentang batas-batas aurat dalam sholat, sebab aurat itu ada 2: aurat yang berkaitan dengan pandangan mata dan aurat yang berkaitan dengan hak Alloh. Atau dengan istilah lain, berbeda antara aurat di luar sholat dengan aurat di dalam sholat. Contoh, anak kecil yang belum baligh tidak ada auratnya sehubungan dengan pandangan mata, meski begitu ia tidak boleh menunaikan sholat dalam keadaan telanjang. Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda:

“ Janganlah salah seorang diantara kalian melakukan sholat dengan mengenakan satu pakaian saja, yang ( dengan begitu ) kedua pundaknya tidak tertutup “.2

Sabda Rasulullah shalallahu alaihi wassalam lainnya:

“ Alloh tidak menerima sholat wanita yang telah baligh kecuali dengan penutup kepala”.3

PENTINGNYA KETELADANAN

Semua orang sepakat bahwa mengajar dengan praktik dan memberi contoh secara langsung jauh lebih berpengaruh positif pada pemahaman anak daripada hanya teori semata. Karena itulah hendaknya para murobbi tidak lalai dari manhaj ta’lim ( metode pengajaran ) ini sebab inilah yang dicontohkan Nabi shalallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya.

Suatu ketika, Ustman bin Affan radiyallahu anhu meminta air wudhu dan mengajak para sahabat untuk memperhatikan cara wudhu beliau dari awal hingga akhir lalu berkata, “ Seperti inilah aku melihat Nabi shalallahu alaihi wassalam berwudhu “.

Dalam kisah yang lain, salah seorang sahabat pernah mempraktikkan sholat dari awal hingga akhir dihadapan para sahabat yang lain, seraya mengatakan, “ Kemarilah kalian! Akan aku perlihatkan kepada kalian sifat sholat Nabi shalallahu alaihi wassalam “.

Rosulullah shalallahu alaihi wassalam terkadang juga melakukan sholat ( sebagai imam ) dengan berdiri dan ruku’ diatas mimbar untuk memperlihatkan sholatnya kepada para sahabat, beliau mengatakan, “ Aku melakukan ini agar kalian mengikutiku dan mengetahui sholatku”.

Contoh metode pengajaran seperti ini sangat sering diterapkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya. Demikian itu karena teori semata sulit untuk dipahami dan membutuhkan waktu yang lama bahkan mudah terlupakan, berbeda dengan apa yang dialami dan dilihat secara langsung. Ini berarti orang tua dan para pendidik tidak cukup hanya menyediakan buku-buku bacaan seputar wudhu dan sholat atau hanya memerintahkan anak untuk melakukan sholat, namun mereka juga dituntut untuk memberikan keteladanan berupa praktik amali di hadapan anak-anak mereka seperti yang dicontohkan Rosululloh shalallahu alaihi wassalam, sebaik-baik pendidik, dan para sahabat beliau.

MENGAJARKAN SHOLAT YANG BENAR

Para pendidik dan orang tua harus mengajarkan sholat yang benar kepada anak-anak mereka. Sholat yang benar artinya sholat yang sesuai dengan sholat Rosululloh shalallahu alaihi wassalam, sebagaimana sabda beliau diatas. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengajaran, para pendidik harus memiliki ilmu tentang sifat sholat Nabi shalallahu alaihi wassalam dan tidak cukup dengan mengikuti sholat kebanyakan orang zaman sekarang, sebab diantara mereka masih banyak yang melakukan bid’ah dalam sholat, baik dengan mengurangi atau menambahi sebagaian dari sholat mereka yang tidak ada contohnya dari Rosululloh shalallahu alaihi wassalam. Padahal sholat merupakan amal yang paling utama yang pelakunya sangat berharap agar sholatnya bisa diterima oleh Alloh, sementara Alloh tidak akan menerima sebuah amal kecuali yang ikhlas karena Alloh semata dan sesuai dengan sunnah ( petunjuk / contoh ) dari Rosululloh shalallahu alaihi wassalam.

TIDAK MENDIAMKAN KESALAHAN

Sebagian orang beranggapan bahwa tidak mengapa membiarkan anak sholat dalam keadaan tidak benar, toh juga masih anak-anak, misalnya membiarkan anak sholat tanpa berwudhu atau berwudhu hanya dengan membasuh telapak tangan, wajah dan kaki saja dengan alasan bahwa anak masih kecil dan belum baligh. Anggapan ini jelas salah. Perlu diketahui bahwa meskipun hukum-hukum syari’at belum berlaku bagi anak, namun Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan dan memberi beban kepada para wali untuk memberlakukan hukum-hukum syari’at kepada anak-anak mereka. Anggapan yang salah ini jelas bertentangan dengan perintah Rosululloh shalallahu alaihi wassalam:

“ Perintahkan anak-anak kalian untuk menunaikan sholat ketika mereka berusia 7 tahun dan pukullah mereka jika meninggalkannya ketika mereka telah berusia 10 tahun “.4

Maksud dari perintah Rosululloh tersebut adalah agar para orang tua menyuruh anak-anaknya untuk thoharoh dan berwudhu dengan sempurna, berpakaian menutup aurat dan pundak, berdiri menghadap kiblat, di tempat yang tidak haram untuk sholat di dalamnya, melakukan tata cara sholat dari takbirotul ihrom hingga salam lengkap dengan rukun-rukunnya, fardhu dan sunnah-sunnahnya.

Rosululloh pernah melakukan sholat malam, lalu Abdulloh bin Abbas datang mengikuti dan berdiri di sebelah kiri beliau. Maka beliau shalallahu alaihi wassalam memutarnya dari arah kiri lewat belakang kea rah kanan beliau5

Pernah salah seorang Arab Badui datang ke masjid lalu melakukan sholat. Setelah selesai dari sholatnya, Rosululloh shalallahu alaihi wassalam mengatakan,

“ Ulangi sholatmu, karena sesungguhnya engkau belum sholat “. Maka orang tersebut mengulangi sholatnya seperti sholatnya yang semula hingga 3 kali, sampai akhirnya orang itu berkata, “ Wahai Rosululloh, ajarilah aku sholat, sebab aku tidak bisa sholat kecuali dengan cara yang seperti ini ( yakni sholat dengan gerakan yang sangat cepat, tanpa thuma’ninah ). Maka Rosululloh shalallahu alaihi wassalam mengajarinya sholat seraya menyampaikan bahwa wajib baginya untuk thuma’ninah pada setiap gerakan sholat.

Rosululloh shalallahu alaihi wassalam menganggap sholat orang ini batal karena meninggalkan salah satu rukun sholat, yaitu thuma’ninah. Sholat yang dianggap batal oleh Nabi shalallahu alaihi wassalam yang dilakukan oleh orang ini banyak sekali dilakukan oleh anak-anak.6Sehingga kewajiban para orang tua dan para pendidik adalah membenarkan sholat mereka yang masih salah ini.
Catatan kaki:

1. HR. Bukhari 6008 [↩]
2. HR. Bukhari 359 dan Muslim 516 [↩]
3. Shohih Abu Dawud 641 dan Tirmidzi 377 [↩]
4. Shohih Abu Dawud 495 [↩]
5. lihat Shohih Bukhori 117 dan Shohih Muslim 1824 [↩]
6. Sayangnya sholat seperti ini-yaitu cepat dan tidak thuma’ninah-juga banyak dilakukan oleh sebagian saudara kita kaum muslimin yang sudah dewasa sekalipun. Semoga Alloh menunjuki mereka dan kita semua ke jalan sunnah [↩]
Read rest of entry

Kamis, Oktober 01, 2009

My Photographs Panoramic Lanscape

Assalamu'alaikum wr wb

Inilah pemandangan yang ada di tanjung batu, kecamatan konawe utara, ibu kota kendari, sulawesi selatan...(wah lengkap bener, biarlah kan yang ga tau pasti bingung ^_^ dmana tuh pulau, gaterkenal amat...hehe) tapi yang jelas indah dan subbahallah membuat rasa taffakur kita kepada ALLAH semakin bertambah dan dapat memberikan semangat kepada kita bahwa begitu luas dan agung ciptaan ALLAH sehingga satu dari sekian luas bumi ini ALLAH menciptakan semua sangat detail tanpa kurang satu apapun sehingga kita dapat mencurahkan rasa kagum kita akan ciptaan-NYA, begitu luas bumi ini tapi bumi hanya sebagian kecil dari alam semesta...betapa tidak ALLAH mempunyai alam semesta yang tidak ada habisnya kita pelajari dan kita kagumi jika bersyukur kepada-NYA...

Loh qo jadi kemana-mana ya ngomongnya...bukannya mau kasih lihat hasil foto, qo jadi ngomong sampai ke alam semesta segala...hehe (hanya sekedar mengingatkan bahwa bumi ini kecil maka sekecil apakah manusia, maka janganlah pernah ada rasa sombong dalam diri kita, karena kita juga milik-NYA yang akan kembali kepada-NYA)

................................................INTERMEZZO................................................
















Read rest of entry

My Photographs in Brow of a Hill Rainbow (Puncak Bukit Pelangi)

Iseng-iseng pake hape 3,2 MP (tapi bukan iseng-iseng berhadiah, yah klo dapet alhamdulillah...)
kali aja bisa jadi photographer...hehe^_^V










Memang keindahan alam disetiap tempat mempunyai kesan...Subbhanallah
Maha Besar ALLAH dengan Segala Ciptaan-Nya
Read rest of entry

Taffakur ke Pulau Labengki Luar

Welcome to Labengki Island (gaya bener pake bhs.Inggris (^_^)V )
Perjalanan dimulai...
Inilah perjalanan ke pulau labengki ternyata an mendapat banyak sekali pelajaran dan hikmahnya, disana kita bisa melihat begitu besar tanda-tanda kekuasaan Allah yang telah mencipkan segala sesuatunya tanpa cacat sedikitpun...Subbahanallah











Ya itulah labengki disana terdapat suku barjo yang tinggal dipulau tersebut
dipulau itu tidak ada air untuk diminum, jadi mereka jika ingin mengambil air bersih dan tidak asin yaitu ke pulau seberang...aktivitas mereka sehari-hari adalah sebagai nelayan, karena suku barjo sudah biasa tinggal ditengah laut yang dangkal. Difoto ini suku barjo sudah mulai membuat tempat tinggal di pinggir pulau tetapi masih banyak dari mereka yang tinggal di tengah laut untuk dan kegiatannya sehari-hari dilaut.

Subbahanallah, mereka bisa hidup ditengah laut tanpa khawatir minum dan mandi air bersih dan tidak asin...tetapi kita mungkin tidak bisa hidup seperti mereka.
Tapi itulah kehidupan...Allah menciptakan bersuku-suku, berbangsa-bangsa, dan bernegara.

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".(Qs. Hujuraat: 13)

Dengan begitu kita bisa mengenal satu sama lain dan dapat merasakan betapa besar dan agungnya kekuasaan Allah SWT.
dan betapa tidak disana pemandangannya sungguh indah, dengan pasir putih yang halus seperti susu, air laut yang begitu jernih dan dibawahnya terdapat trumbu-trumbu karang yang sangat indah, pulau-pulau kecil yang terbentuk dari baru-batu karang yang bertebaran disekitar pulau yang telah tumbuh diatasnya tumbuh-tumbuhan,

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"(Qs.Ar-Rahman)

Sungguh tiada pemilik dan pencipta yang sempurna selain Allah SWT. Allahu Akbar...!!!
Ya sampai disini perjalanan kita dipulau labengki...
Sampai jumpa dipulau-pulau berikutnya...Insyallah (^_^)//
Read rest of entry

Selasa, September 15, 2009

15 Adab Agar Tilawah Anda Memberi Bekas

Agar Al-Qur’an memberi bekas ke dalam hati, ada adab-adab yang perlu Anda perhatikan saat membacanya. Berikut ini beberapa adab yang bisa Anda lakukan.

1. Pilihlah waktu yang terkategori waktu Allah ber-tajalli kepada hamba-hamba-Nya. Di saat itu rahmat-Nya memancar. Bacalah Al-Quran di waktu sepertiga terakhir malam (waktu sahur), di malam hari, di waktu fajar, di waktu pagi, dan di waktu senggang di siang hari.

2. Pilih tempat yang sesuai. Misalnya, di masjid atau sebuah ruangan di rumah yang dikosongkan dari gangguan dan kegaduhan. Meski begitu, membaca Al-Qur’an saat duduk dengan orang banyak, di kendaraan, atau di pasar, dibolehkan. Hanya saja kondisi seperti itu kurang maksimum untuk memberi bekas di hati Anda.

3. Pilih cara duduk yang sesuai. Sebab, Anda sedang menerima pesan Allah swt. Jadi, harus tampak ruh ibadahnya. Harus terlihat ketundukan dan kepasrahan di hadapan-Nya. Arahkan wajah Anda ke kiblat. Duduk terbaik seperti saat tasyahud dalam shalat. Jika capek, silakan Anda mengubah posisi duduk. Tapi, dengan posisi yang menunjukkan penghormatan kepada Kalam Allah.

4. Baca Al-Qur’an dalam keadaan diri Anda suci secara fisik. Harus suci dari jinabah. Bila Anda wanita, harus suci dari haid dan nifas. Berwudhulah. Tapi, Anda boleh membaca atau menghafal Al-Qur’an tanpa wudhu. Sebab, tidak ada nash yang mensyaratkan berwudhu sebagai syarat sah membaca Al-Qur’an. Bahkan, para ulama menfatwakan boleh membaca Al-Qur’an bagi wanita yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an saat ia sedang haid atau nifas dengan alasan darurat.

5. Sucikan semua indera Anda -lidah, mata, telinga, hati– yang berhubungan dengan tilawah Al-Qur’an dari perbuatan maksiat. Sesungguhnya Al-Qur’an itu seperti hujan. Batu tidak akan menyerap air hujan. Air hujan hanya berinteraksi dengan lahan yang siap menyerap segala keberkahan. Jadi, jangan Anda bungkus lidah, mata, telinga, dan hati dengan lapisan masiat, dosa, dan kemunkaran yang kedap dari limpahan rahmat membaca Al-Qur’an.

6. Hadirkan niat yang ikhlas hanya kepada Allah swt. Dengan begitu tilawah yang Anda lakukan akan mendapat pahala. Ketahuilah, amal dinilai berdasarkan niat. Sedangkan ilmu, pemahaman, dan tadabbur adalah nikmat dan rahmat yang murni dari Allah. Dan rahmat Allah tidak diberikan kepada orang yang hatinya bercampur aduk dengan niat-niat yang lain.

7. Berharaplah akan naungan dan lindungan Allah swt. seperti orang yang kapalnya sedang tenggelam dan mencari keselamatan. Dengan perasaan itu Anda akan terbebas dari rasa memiliki daya dan upaya, ilmu, akal, pemahaman, kecerdasan, serta keyakinan secara pasti. Sebab, kesemuanya itu tidak akan berarti tanpa Allah swt. menganugerahkan tadabbur, pemahaman, pengaruh, dan komitmen untuk beramal kepada diri Anda.

8. Bacalah isti’adzah dan basmalah. “Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (An-Nahl: 98). Basmalah dibaca saat awal membaca surat di awal, kecuali surat At-Taubah. Membaca basmalah juga dianjurkan saat Anda membaca Al-Qur’an di tengah surat dan ketika Anda memutus bacaan karena ada keperluan kemudian meneruskan bacaan Anda. Membaca basamalah adalah tabarruk (mencari berkah) dan tayammun (mencari rahmat) dengan menyebut nama Allah swt.

9. Kosongkan jiwa Anda dari hal-hal yang menyita perhatian, kebutuhan, dan tuntutan yang harus dipenuhi sebelum membaca Al-Qur’an. Jika tidak, semua itu akan terbayang saat Anda membaca Al-Qur’an. Pintu tadabbur pun tertutup. Jadi, selesaikan dulu urusan Anda jika sedang lapar, haus, pusing, gelisah, kedinginan, atau ingin ke toilet. Setelah itu, baru baca Al-Qur’an dengan haqul tilawah.

10. Saat membaca, batasi pikiran Anda hanya kepada Al-Qur’an saja. Pusatkan pikiran, buka jendela pengetahuan, dan tadabburi ayat-ayat dengan sepenuh jiwa, perasaan, cita rasa, imajinasi, pemikiran, dan bisikan hati. Dengan begitu, Anda akan merasakan limpahan rahmat dan lezatnya membaca Al-Qur’an.

11. Hadirkan kekhusyu’an. Menangislah saat membaca ayat-ayat tentang azab. Hadirkan azab itu begitu nyata dalam penglihatan Anda dengan menyadari dosa-dosa dan maksiat yang masih lekat dengan diri Anda. Jika Anda tidak mampu berbuat seperti itu, tangisilah diri Anda yang tidak mampu tersentuh dengan ayat-ayat yang menggambarkan kedahsyatan azab neraka.

12. Rasakan keagungan Allah swt. Yang Mahabesar yang dengan kemurahannya memancarkan nikmat dan anugerah-Nya kepada Anda. Pengagungan ini akan menumbuhkan rasa takzim Andfa kepada Allah dan Kalam-Nya. Dengan begitu interasi, tadabbur, dan tarbiyah Anda dengan Al-Qur’an akan memberi bekas, makna, hakikat, pelajaran, dan petunjuk yang sangat luar biasa manfaatnya.

13. Perhatikan ayat-ayat untuk ditadabburi. Pahami maknanya. Resapi hakikat-hakikat yang terkandung di dalamnya. Kaitkan juga dengan berbagai ilmu, pengetahuan, dan pelajaran yang bisa menambah pengayaan Anda tentang ayat-ayat tersebut. Inilah tujuan tilawah. Tilawah tanpa tadabbur, tidak akan melahirkan pemahaman dan memberi bekal apa pun pada Anda. Al-Qur’an hanya sampai di tenggorokan Anda. Tidak sampai ke hati Anda.

14. Hanyutkan perasaan dan emosi Anda sesuai dengan ayat-ayat yang Anda baca. Bergembiralah saat membaca kabar gembira. Takutlah saat membaca ayat peringatan dan tentang siksaan. Buka hati saat membaca ayat tentang perintah beramal. Koreksi diri saat bertemu tilawah Anda membaca sifar-sifat orang munafik. Resapi ayat-ayat yang berisi doa. Dengan begitu hati Anda hidup dan bergetar sesuai dengan sentuhan setiap ayat. Inilah ciri orang beriman yang sejati dengan imannya (Al-Anfal: 2).

15. Rasakan bahwa diri Anda sedang diajak berbicara Allah swt. lewat ayat-ayat-Nya. Berhentilah sejenak saat bertemu dengan ayat yang didahului dengan kalimat “Wahai orang-orang yang beriman…, hai manusia….” Rasakan setiap panggilan itu hanya untuk Anda. Dengan begitu lanjutan ayat yang berisi perintah, larangan, teguran, peringatan, atau arahan akan dapat Anda respon dengan baik. Kami dengar dan kami taat. Bukan kami dengarin lalu kami cuekin.

dakwatuna.com
Read rest of entry

Untuk Kita Renungkan

Baca-baca arsip lama di komputer saya ternyata asyik juga tuh. Kebetulan saya memang biasa mengoleksi banyak tulisan. Tentang apa saja dan dari siapa saja. Ada yang hasil browse sendiri dari internet, pun banyak tulisan yang dikirim via e-mail dari teman-teman ke mailing list . Semua itu akan saya pilah dan ditempatkan di folder tertentu yang sudah diberi tanda. Tujuannya, tentu sebagai bahan untuk menulis.

Nah, pas baca artikel tentang renungan yang entah siapa pembuatnya (karena ini sudah banyak dikirim oleh pengirim yang berbeda ke berbagai mailing list yang saya ikuti), saya jadi terinspirasi untuk membuat hal yang sama. Sebagian memang saya modifikasi dan kembangkan lagi, tapi jujur saja inspirasi tulisannya dari artikel tersebut. Jadi, makasih deh kepada �entah siapa� yang menjadi penulis pertama �renungan� tersebut.

Sobat muda muda muslim, barangkali inilah enaknya punya banyak teman dan bergaul dengan mereka (terutama yang baik-baik ya). Kalo ada yang pinter, insya Allah kita kebawa pinter juga. Banyak teman kita yang rajin, maka insya Allah kita pun akan kebawa rajin.

Oya, berikut ini saya tulis ulang dan sedikit dikasih tambahan beberapa kalimat atau mungkin paragraf (karena renungan itu berupa artikel singkat). Apa aja sih? Yuk, kita sama-sama renungkan dalam-dalam:

Sedekah vs belanja

Lucu ya, uang Rp 20.000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal masjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket.

Jujur saja, kalimat ini begitu kena banget (khususnya kepada saya sendiri). Gimana nggak, kadang seringnya di antara kita ngisi kotak amal di masjid dengan uang recehan. Makanya, kalo pas kotak amal diedarin ke jamaah yang duduk berderet rapi di shaf-nya masing-masing suka terdengar bunyi nyaring tanda uang recehan jatuh menimpa benda keras (apalagi kalo kotaknya terbuat dari kaleng, lebih keras bunyi gemerincingnya).

Mungkin uang itu pecahan seratus, lima ratus, atau seribu rupiah yang logam. Tapi bukan berarti nggak boleh beramal dengan jumlah seperti itu. Jika ikhlas, insya Allah dapet pahala juga dong. Begitu pun sebaliknya, meski yang dimasukkin pecahan lima puluh ribu tapi nggak ikhlas kan sayang juga ya? Mendingan ngasih lima puluh ribu dan ikhlas kan? Hehehe.. itu sih, bagus banget atuh ya.

Terlepas dari nilai �ikhlas�, kita coba renungkan aja dikit ya, betapa kita masih merasa �pelit� untuk bersedekah. Padahal itu buat kita juga amalannya di sisi Allah. Tapi, kita harus merasa �royal� kalo jajan or belanja di mal. Bawa uang 50 ribu rupiah aja serasa masih kurang. Iya nggak? Kalo saya pernah ngerasa demikian. Astaghfirullah�

Semoga kita, bisa seperti Abdurrahman bin �Auf dan sahabat Rasul lainnya yang seperti nggak sayang sama harta. Mereka sedekahkan hartanya untuk urusan di jalan Allah dengan sangat banyak (menurut kita).

Ngaji vs nonton sepakbola

Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk dengerin pengajian, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk nonton pertandingan sepakbola

Yap, memang kadang lucu abis, kalo dengerin pengajian mah rata-rata dari kita baru lima menit berlalu aja mata kita udah merem-melek. Ngantuk! Apalagi kalo sampe harus 45 menit, wah jarang-jarang deh yang bisa bertahan dengan penuh semangat dan aktif dengerin dan bertanya kepada narasumber pengajian.

Tapi kalo kita nonton pertandingan sepakbola di televisi, waktu �setengah main� itu terasa pendek banget. Kita terhipnotis oleh aksi bintang-bintang lapangan hijau pujaan kita. Kita pun betah menikmatinya. Nggak terasa, 45 menit berlalu singkat banget. Lucu ya?

Doa vs ngobrol

Lucu ya, seringnya kita susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa kepada Allah Swt., tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman dan kata-kata dari mulut kita begitu lancar mengalir.

Hmm� abis sholat aja, kadang banyak di antara kita yang buru-buru pulang dari masjid atau mushola. Berdoa seperlunya dan mungkin doanya monoton alias yang diucapkan yang itu-itu aja (bosen nggak sih?).

Okelah, mungkin di antara kita ada keperluan sehingga begitu selesai sholat berjamaah, berdoa sebentar dan keluar dari masjid. Nggak apa-apa, karena sebetulnya berdoa sunnah hukumnya. Cuma, di sini kita sedikit aja merenung dan evaluasi diri: �Apa iya kalo kita berdoa meminta kepada Allah begitu singkatnya? Begitu buru-burunya? Dan nggak pandai merangkai kata dalam berdoa untuk �memikat' Allah Swt.?�

Emang iya sih, Allah Mahatahu apa yang diinginkan hambaNya dalam berdoa, tapi adabnya kan kita kudu sopan. Wong sama orang aja kita sopan dan menghargai. Iya nggak?

Tapi lucunya pas kita ngobrol bareng teman-teman, rangkaian kata dari mulut kita mengalir deras. Nggak ada beban dan lepas aja, gitu. Lain kali ye hawanya? Lucu juga tuh.

Sepakbola vs sholat

Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan sepakbola favorit kita, tapi betapa bosannya kita bila imam sholat tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.

Eh, jujur aja nih, terutama kalo nonton sepakbola di pertandingan final. Kalo hasilnya seri di waktu normal, maka diadakan perpanjangan waktu. Nah, banyak di antara kita yang betah menikmatinya. Apalagi kalo sampe nontonnya berjamaah di kafe. Dijamin seru abis.

Tapi, kalo bacaan ayat dari sang imam pas sholat tarawih panjang dikit aja, kita langsung pegel-pegel, dan nekat ngejatuhin �talak tiga' untuk nggak sholat di masjid itu lagi kalo imamnya orang tersebut. Walah?

Itu sebabnya, masjid or mushola yang melaksanakan sholat tarawih berjamaah dengan imam sholatnya yang biasa ngebut dengan kecepatan tinggi dalam membaca ayat, pasti membludak jamaahnya. Ckckck.. betapa banyak dari kita yang pengennya instan dan serba cepat dalam hal ibadah.

Baca al-Quran vs baca novel

Lucu ya, susah banget baca al-Quran 1 juz saja, tapi baca novel best sellers 100 halaman pun habis dilalap dalam sekejap dan kita merasa enjoy .

Hihihi.. iya juga ya? Waktu sekolah dulu saya bareng temen-temen pernah baca Wiro Sableng yang judulnya �Petaka Gundik Jelita� dan �Lima Iblis dari Nanking� antara 1 sampe 2 jam. Dan itu harus ngorbanin baca Fessenden & Fessenden yang nulis Kimia Organik. Padahal besoknya mo ujian kimia. Baca al-Quran? Hmm.. satu halaman kayaknya udah merasa �beruntung� deh. Ckckck� kenapa ya? Lucu sekaligus sedih kalo mengenang ini.

Rahasianya apa? Mungkin kalo bacaan al-Quran cepet bosen karena nggak ngerti artinya. Mugkin juga. Eh, tapi ada juga teman yang asyik banget baca Harry Potter edisi bahasa Inggris-nya sampe berjam-jam kok. Ya, kita sih khusnudzan saja, mungkin juga baca al-Quran pun doi sanggup berjam-jam dan berjuz-juz. Tapi umumnya, kita suka cepet bosen kan baca al-Quran lama-lama? Lebih sregep baca novel, baca komik, atau lainnya.

Eh, bukan berarti nggak boleh lho. Silakan aja baca novel. Ini juga sekadar renungan, bahwa ternyata kita lebih susah dan lebih banyak malasnya untuk baca al-Quran ketimbang baca bacaan lainnya. Tul nggak?

Konser musik vs shalat jumat

Lucu ya, orang-orang pada berebut untuk dapetin tempat di barisan paling depan ketika nonton konser musik, tapi berebut cari shaf paling belakang bila shalat jumat agar bisa cepat keluar.

Coba deh tengok acara konser musik di televisi, banyak orang rebutan untuk mendapatkan �shaf' terdepan biar bisa ngelihat dengan jelas bintang pujaannya, syukur-syukur kalo sampe bisa salaman.

Kalo pun harus bayar, banyak di antara kita yang rela ngeluarin duit untuk nebus tempat strategis di arena konser. Tapi pas sholat jumat mah , nyari tempat di shaf paling belakang biar cepet keluar, atau paling nggak nyari dinding or tiang untuk nyender. Lucu ya?

Dakwah vs gossip

Lucu ya, susahnya orang diajak untuk partisipasi dalam dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi dalam menyebar gossip.

Ckckck� untuk ngajak dakwah susahnya setengah hidup. Alasannya macem-macem. Entah dengan alasan karena belum cukup ilmu, atau karena malu. Sehingga bikin lidah kelu. Tapi begitu ada yang ngomporin untuk ngegossip, lidahnya langsung fasih dan ikut nyebarin lagi. Wuih, aneh ya? Lucu ya?

Padahal, tentu saja, nilai perbuatannya lain banget. Kalo dakwah insya Allah dapet pahala, tapi ngegossip? Selain dibenci orang, juga dibenci Allah Swt. Amit-amit deh. Tapi, kenapa banyak di antara kita yang hobi ngegossip ketimbang semangat dakwah? Semoga menjadi renungan�

Media massa vs al-Quran

Lucu ya, kita begitu percaya banget pada apa yang disampaikan media massa, tapi kita sering mempertanyakan apa yang disampaikan al-Quran.

Jujur saja, media massa saat ini menjadi salah satu kekuatan untuk melakukan perubahan sosial, politik, ekonomi dsb. Banyak dari kita yang percaya begitu saja dengan apa yang disampaikan media massa. Kasus peledakkan bom di London awal Juli lalu, media massa hampir di seluruh dunia langsung �menuding� Islam dan kaum muslimin berada di balik serangan tersebut.

Eh, kita yang baca, banyak juga yang kemudian terprovokasi dan ikut-ikutan menjatuhkan vonis kepada Islam dan umatnya. Apa nggak bahaya banget tuh?

Tapi kita, kaum muslimin, ada juga yang masih mempertanyakan apa yang disampaikan oleh al-Quran. Isinya diutak-atik dan dipersepsi sendiri demi keuntungan dan tujuan tertentu. Kebalik-balik memang. Padahal, dalam surat al-Baqarah ayat 2 saja Allah Swt. sudah menjamin bahwa al-Quran itu �laaroiba fiihi� alias tidak ada keraguan di dalamnya. Nggak cuma itu, ayat tersebut melanjutkan (yang artinya): �petunjuk bagi mereka yang bertakwa�.

Yap, al-Quran itu pasti kebenarannya, dan sekaligus petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Jadi, mengapa harus mempertanyakan lagi apa yang disampaikan Allah dalam al-Quran? Tapi dalam waktu bersamaan, kita lebih percaya kepada media massa (bahkan ada yang sampe nggak perlu ngecek kebenarannya), padahal nggak jarang isinya berupa �kabar burung' dan juga informasi yang sesat dan menyesatkan.

Surga pengen, beramal ogah

Lucu ya, pengen masuk surga, tapi ogah beramal. Hmm.. ini sih bukan hanya lucu, tapi juga aneh bin ajaib. Emangnya surga gratis? Nggak lha yauw. Kita-kita aja masih was-was, khawatir amalan baik selama ini nggak keterima karena mungkin nggak ikhlas. Lebih sedih lagi seharusnya jika kita berharap surga tapi nggak pernah (atau sedikit) beramal baik.

Sobat muda muslim, banyak di antara kita yang kepengen masuk surga, tapi diminta untuk sholat aja susahnya setengah mati. Banyak juga di antara kita yang pengen dapetin surgaNya, tapi diminta untuk taat dan patuh sama ajarannya aja ogah. Itu sih sama artinya ngarepin dapet uang pensiun tapi tanpa kerja selagi usia produktif. Lucu dan aneh banget kan?

Pengen masuk surga tapi tanpa beriman dan tanpa beramal sholeh, kira-kira mungkin nggak? Mimpi kali ye!

Ini sedikit renungan aja buat kita semua. Semoga kita mulai berbenah dalam hidup ini. Mumpung masih muda. Selagi mudah untuk melakukan berbagai amal kebaikan, jangan sia-siakan waktu kita. Kita bisa berbuat lebih banyak. Karena kita nggak pernah tahu kapan kita dijemput oleh Malaikat Ijroil untuk menghadap Allah Swt. dan mempertanggung-jawabkan perbuatan kita selama di dunia. Mumpung masih ada waktu, sebisa mungkin kita mengumpulkan banyak amal baik untuk bekal di akhirat kelak.

Rasul mulia saw. telah bersabda: �Bersegeralah menunaikan amal-amal kebajikan. Karena, saatnya nanti akan datang banyak fitnah, bagaikan penggalan malam yang gelap gulita. Betapa bakal terjadi seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, di sore harinya ia menjadi kafir. Dan seseorang yang di waktu sore masih beriman, keesokan harinya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan komoditas dunia.� (HR Bukhari dan Muslim)

Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah Ta'ala untuk melakukan amalan yang baik sesuai ajaran Islam. Ditanamkan dalam hati kita untuk gampang menerima kebenaran dan mengamalkannya. Semoga.

STUDIA Edisi 256/Tahun ke-6 (8 Agustus 2005)
[solihin]
Read rest of entry

Makin Takwa Setelah Ramadhan

Bro, hanya dalam hitungan jam dari sekarang, saat buletin kesayangan kamu ini diterbitkan pada 29 Ramadhan, kita akan meninggalkan Ramadhan dengan segala kenangan dan keindahan yang kita rasakan. Kalo umur bulan Ramadhan ini 29 hari, berarti insya Allah besok kita merayakan Idul Fithri (bertepatan dengan 30 September 2008). Tetapi kalo nggak terlihat hilal (bulan sabit sebagai penanda awal bulan baru), maka akan digenapkan menjadi 30 hari. Itu artinya insya Allah 1 Syawal 1429 H ini akan masuk pada hari Rabu. Itu bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 2008. Tentu saja kita bergembira karena Idul Fithri adalah satu dari dua hari raya umat Islam setelah Idul Adha. Kita berdoa kepada Allah Swt. semoga shaum kita selama Ramadhan ini diterima oleh Allah Ta’ala. Semoga kucuran nikmat, rahmat, dan ampunan dariNya berbuah pahala dan makin bikin kita tambah takwa kepadaNya. Amin.

Oya, sekadar tahu aja bahwa Idul Fithri adalah hari di mana kita kembali berbuka. Setelah selama sebulan penuh kita berpuasa (shaum) di bulan Ramadhan. Dari Abi Hurairah (ia berkata), sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda. “Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka. Dan (Idul) Adha (yakni hari raya menyembelih hewan-hewan korban) itu ialah pada hari kamu menyembelih hewan.”

Dan dalam lafadz Imam Ibnu Majah (artinya): “(Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu berbuka, dan (Idul) Adha pada hari kamu menyembelih hewan.” (Ibnu Majah, hadis no. 1660)

Dan dalam lafadz Imam Abu Dawud (artinya): “Dan (Idul) Fithri kamu itu ialah pada hari kamu (semuanya) berbuka, sedangkan (Idul) Adha ialah pada hari kamu (semuanya) menyembelih hewan.” (Abu Dawud, hadis no. 2324)

Aduh, jangankan kita berbuka seterusnya, sebab ketika berbuka setelah puasa seharian aja senengnya bukan main. Bahkan seneng banget meskipun hanya berbuka dengan seteguk air dan sebutir kurma (apalagi kalo ditambah seporsi nasi goreng lengkap dengan lauk dan daging, hehehe..). Jadi, kalo diminta berbuka selama 11 bulan itu namanya seneng banget. Maklum, shaum yang wajib kan hanya di bulan Ramadhan. Selain itu adalah shaum-shaum sunnah saja.

Oya, biar mantep ngadepin Idul Fithri ada beberapa yang perlu kita perhatikan. Di antaranya:

Jangan gila belanja
Hah, belanja ada gilanya ya? Iya, maksudnya kamu kayak orang kesetanan aja belanja untuk kebutuhan Idul Fithri. Mentang-mentang banyak uang hasil dikasih bonus dari ortu dan keluarga besar lainnya, atau karena dapat THR kalo kamu udah kerja, akhirnya kamu beli apa aja yang kamu suka dan pengen dipamerin saat Idul Fithri. Baju baru, sendal baru, kopiah baru, sarung baru, hape baru, pokoknya segala baru. Nggak hanya soal pakaian, tapi belanja makanan juga nyaris nggak terkontrol. Apa aja dibeli. Duh, meskipun hari raya dan boleh berbahagia, tapi tentu bukan dengan cara seperti itu kita merayakannya. Iya nggak sih?

Untuk sekadar ada makanan di rumah buat ngejamu tamu dan keluarga yang sowan ke rumah boleh-boleh aja. Asal jangan berlebihan dengan niat pengen ngebuktiin bahwa kita tuh dianggap mampu dan berpunya karena bisa beli barang dan makanan yang mahal harganya. Ya, kalo gitu jadi nggak ikhlas dong ya. Sayang banget tuh jadinya nggak dapat nilai pahala. Biasa saja lah. Jangan pengen ada poin di hadapan manusia, tapi yang utama adalah poin plus dari Allah Swt. karena kita ingin mendapat ridhoNya.

Bro, sebaiknya menjelang dan di hari Idul Fithri kita bisa empati kepada saudara-saudara kita yang kekurangan secara ekonomi. Mungkin kalo nggak bisa sepanjang hari selama setahun, momen Idul Fithri bisa kita pake untuk melakukan kebaikan-kebaikan itu. Di hari-hari biasa kita sibuk dengan urusan kita masing-masing, paling nggak saat Idul Fithri kita bisa silaturahim dengan kerabat dekat, dan bisa menjalin ukhuwah dengan kaum muslimin lainnya, mulai dari tetangga dekat sampai dengan kaum muslimin di tempat lain yang kita kenal tapi jarang komunikasi dengannya meski kita punya nomor kontaknya. Sekarang kan udah jamannya teknologi komunikasi yang canggih, kirim aja SMS atau telepon, bisa ngucapin selamat dan minta maaf. Ini insya Allah lebih bermakna ketimbang kita gila belanja atau menghamburkan uang untuk kebutuhan yang tak terlalu perlu.

Banyak berdoa dan berdzikir
Sobat muda muslim, Islam ngajarin kita untuk disunnahkan memperbanyak dzikir berupa takbir, tahmid, tasbih dan tahlil di malam Idul Fithri. Itu sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah Ta’ala karena senantiasa mendapatkan berbagai nikmat, hingga bisa merayakan Idul Fithri dan berharap puasa kita diterima olehNya. Allah Swt. berfirman:

“…dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS al-Baqarah [2]: 185)

Allah Swt. juga menyampaikan firmanNya (artinya): “Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS al-Hasyr [59]: 23)

Dalam ayat lain, Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman:
“maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS an-Nashr [110]: 3)

Yup, betul banget kalo di malam Idul Fithri kita diminta untuk lebih banyak berdzikir dan berdoa. Mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil sepanjang malam juga sepanjang hari di 1 Syawal tersebut. Ini untuk nunjukkin bahwa kita nggak ada apa-apanya di hadapan Allah Swt. Kalo saja nikmat sehat dicabut, kita bisa sakit. Nikmatnya makanan nggak bakalan terasa, bahkan kita berbaring tak berdaya, ada juga di antara kita sampai koma berhari-hari di rumah sakit. So, kalo kita masih bisa menghirup nafas kita dengan gratis tanpa bantuan alat, kalo kita masih diberi umur panjang hingga bisa merayakan Idul Fithri, itu artinya Allah Ta’ala sayang sama kita. Maka, sebagai wujud rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan kepada kita, kita udah sepantasnya kalo memanjatkan doa tanda syukur dan senantiasa mengagungkan nama Allah. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantisa bersyukur dan selalu mencari ridho Allah Swt. dalam kehidupan di dunia fana ini. Supaya ketika kembali kepadaNya kita sudah bisa berbangga dengan banyaknya amal shalih yang kita kerjakan sambil berharap rahmat Allah atas kita. Amin.

Perhatikan makanan dan minumanmu
Sobat muda muslim, meski pada Idul Fithri kita dibolehkan makan dan minum sambil bergembira-ria karena sudah selesai shaum full sebulan, tapi bukan berarti sepuasnya dan sesukanya dalam menggares (mengkonsumsi makanan-minuman). Tetep ada aturan mainnya dong. Jangan sampe berlebihan apalagi mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram. Pernah lho ada kejadian, pas lebaran ada juga sekelompok remaja muslim di kampung saya yang merayakannya dengan minum-minuman keras. Waduh, itu sih namanya berpesta dengan kemaksiatan. Semoga kita semua terhindar dari perbuatan maksiat tersebut dan maksiat lainnya.

Kenapa perlu memperhatikan makan dan minuman yang bakal masuk ke tubuh kita saat Idul Fithri? Yup, sebab biasanya sih alat pencernaan kita ‘merasa kaget’, karena selama bulan Ramadhan tuh ritmenya teratur hanya ‘bekerja berat’ pada pagi dan sore hari saja. Tapi pas Idul Fithri bisa jadi malah nonstop seharian kerja berat mengolah makanan. Mau yang enak di lidah atau pahit di lidah, alat pencernaan kita nggak pernah pilih-pilih, tapi risiko ditanggung sendiri. Kalo sampe kejadian menwa alias mencret wae (baca: always mencret) itu bukan salah alat pencernaan kita, tapi salah kita karena masukkin benda-benda yang berpotensi bikin teler alat pencernaan kita. Opor ayam, ketupat, rendang, rujak kangkung, bakwan, ikan asin, sirup, soft drink, bir pletok (baca: bandrek), bajigur, en apa aja masuk. Nyaris sepanjang hari. Gimana nggak kolaps tuh usus dan lambung kita. So, jaga diri ya. Jangan sampe mentang-mentang dikasih kesempatan berbuka di hari raya, eh kita malah lupa diri. Ngumpanin mulut dan lidah kita dengan yang enak-enak tanpa memikirkan bagian pencernaan. Nggak seru banget kan kamu masuk rumah sakit gara-gara nggak ngontrol makanan dan minuman saat Idul Fithri?

Takwanya meningkat dong ya
Brur en Sis, Allah Swt. mewajibkan shaum (puasa) di bulan Ramadhan selama sebulan penuh targetnya adalah supaya kita menjadi orang-orang yang bertakwa. Tentu nggak semua orang bisa melakukannya, bahkan Allah Swt. pun hanya memerintahkan kepada orang-orang yang beriman saja. Itulah sebabnya kadang kita masih melihat banyak kaum muslimin yang masih tidak berpuasa di bulan Ramadhan padahal nggak ada udzur syar’i yang membolehkannya tidak berpuasa. Seorang muslim, yakni orang Islam, belum tentu beriman (mukmin) dengan penuh kepada Allah Swt. Tapi, seorang mukmin, insya Allah ia sudah sekaligus muslim. Semoga saja kita termasuk orang-orang yang bukan hanya sebagai muslim, tapi sekaligus mukmin.

Sehingga perintah shaum Ramadhan kepada kaum mukminin ini berbuah takwa sebagaimana firmanNya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS al-Baqarah [2]: 183)

Betul sekali, sungguh nikmat banget kalo shaum kita membekas dalam perilaku kita. Membekas dalam ibadah kita, membekas dalam pengamalan syariat Allah dan RasulNya. Insya Allah kita menjadi jawara sejati setelah Idul Fihtri, makin takwa setelah Ramadhan. Itu artinya Ramadhan benar-benar sudah menjadi tempat penempaan diri untuk melatih kesabaran kita, rasa syukur kita, keimanan kita, dan keyakinan akan ampunan Allah Swt. jika kita mau bertobat atas segala dosa.

Selama bulan Ramadhan ini kita udah terbiasa hidup teratur dan memiliki rasa takut yang cukup tinggi kepada Allah Swt. Kita rela menahan untuk tidak makan dan minum di siang hari semata karena kita taat kepada Allah Swt. dan menjaga puasa kita agar tidak batal. Betapa kita rela mati-matian istiqamah dalam menjalankan perintah Allah ini. Subhanallah.

Siang dan malam hari jadi giat beribadah seolah hari esok maut menjemput kita. Semarak shalat tarawih berjamaah memberikan suasana kebersamaan yang tinggi, tilawah al-Quran bergema hebat dari mulut kita. Juz demi juz kita lalui dengan penuh semangat dan keikhlasan sehingga begitu Ramadhan selesai, al-Quran khatam dibaca. Semoga amalan kita diterima Allah Swt. Jerih payah beribadah siang dan malam semoga menambah nilai takwa kita di hari-hari ke depanya. Jangan sampe deh, ibadah yang rajin dan taat menjalankan perintah Allah Swt. hanya terjadi di bulan Ramadhan saja. Sayang banget.

Maka, agar kita tetap bisa menjalankan ibadah di luar Ramadhan dan makin kuat ketakwaan kita, nggak ada salahnya kita ciptakan suasana yang sama dengan saat Ramadhan. Agar kita senantiasa merasa dekat dengan Allah Swt. dan dihindarkan dari perbuatan dosa. Kamu pernah dengar kan lagunya Opick yang berjudul Tombo Ati? Isinya pasti kamu pada hapal deh. Yup, obat hati itu ada lima perkara. Pertama, membaca al-Quran (meresapi makna untuk mencerahkan akal dan jiwa). Kedua, shalat malam (agar bisa meraih disiplin orang-orang shalih). Ketiga, bergaul dengan orang-orang shalih (untuk mendapatkan ilmu dan nasihatnya). Keempat, shiyam, yakni puasa (agar lapar kita berbuah sadar). Kelima, dizkir malam (membiasakan dzikir di malam hari di saat banyak manusia terlelap dalam tidurnya).

Nah, semoga saja ini bisa membuat kita senantiasa menumbuhkan ketakwaan meski Ramadhan sudah berlalu meninggalkan kita. Artinya, ada hasilnya gitu lho. Shaum Ramadhan berbuah takwa, bukan cuma dapetin lapar dan haus doang.

Terakhir, ada hadis qudsiy yang oke banget untuk memotivasi agar kita senantiasa dekat dengan Allah untuk meraih takwa kepadaNya:
“Jika seorang hamba mendekat kepadaKu sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta; jika ia mendekatiKu sehasta, aku akan mendekatinya sedepa; jika ia datang kepadaKu dengan berjalan, Aku akan mendekatinya dengan berlari” (Shahih Bukhari, XI/199)

Oke Bro, Ramadhan udah di akhir perjalanannya. Idul Fithri menjelang. Entah, harus bergembira atau bersedih. Sebab, di satu sisi kita bergembira dengan datangnya Idul Fithri, tapi kita juga pantas bersedih ketika hendak meninggalkan Ramadhan. Bulan yang telah ‘mempermak’ kita menjadi orang yang taat dan gemar beramal shalih demi meraih ridho Allah Swt. Khawatir kalo tahun depan kita nggak bertemu lagi dengan Ramadhan. Tapi, semoga kita bisa jumpa lagi dengan Ramadhan di tahun depan. Kalo pun nggak, semoga kita bisa reuni di surgaNya kelak.

Nah, saya dan seluruh kru Buletin Remaja gaulislam, yang selama hampir setahun ini menemani kamu semua berbagi ilmu dan mengenal Islam, mohon maaf lahir-bathin jika ada banyak salah dan selamat hari raya Idul Fithri 1429 H. Taqabalallahu minna wa minkum. Semoga kita kian bertakwa kepada Allah Swt. Amin.

gaulislam edisi 049/tahun I (29 Ramadhan 1429 H/29 September 2008)
[solihin: osolihin@gaulislam.com]
Read rest of entry

Berharap Bertemu Ramadhan Kembali

Bro, nggak terasa ya Ramadhan udah di penghujung bulan. Dalam hitungan hari kita akan berpisah dengan Ramadhan. Bulan mulia yang penuh barokah dan ampunan. Saya sendiri sering merenung, apakah memang saya memanfaatkan Ramadhan dengan sebaiknya? Atau malah ‘memperlakukan’ Ramadhan seperti bulan biasanya? Shalat kita mungkin tak beda dengan saat shalat selain Ramadhan, shaum kita tak sempurna, shadaqah kita dihiasi dengan sikap riya’, dan amalan lainnya yang kita khawatir sia-sia belaka. Naudzubillah min dzalik. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba Allah Swt. yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang diberikanNya. Memanfaatkan Ramadhan sebaik mungkin demi mengumpulkan pahala. Semoga.

Bro en Sis, kalo menjelang berakhirnya Ramadhan ini, saya jadi inget juga nih bait-bait puisi dari Pak Taufik Ismail, salah satu penyair favorit saya. Kebetulan saya pernah juga mengisi bareng beliau dalam satu acara di sebuah universitas di Malang tentang sastra. Tahu kan puisi beliau yang saya maksud? Yup, puisi itu berjudul “Setiap Habis Ramadhan”, yang makin keren ketika dilagukan oleh Bimbo. Syairnya begitu syarat makna dan mendalam. Inilah bait-bait puisi beliau: Setiap habis rama­dhan/ hamba rindu lagi ramadhan/ Saat-saat padat beribadah/ tak terhingga nilai mahalnya/ setiap habis ramadhan/ hamba cemas kalau tak sampai/ umur hamba di tahun depan/ berilah hamba kesempatan/ Setiap habis Ramadhan Rindu hamba tak pernah menghilang Mohon tambah umur setahun lagi Berilah hamba kesempatan/Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan/ Sekeluarga, sekampung, senegara Kaum muslimin dan muslimat se dunia/Seluruhnya kumpul di persatukan Dalam memohon ridho-Nya.

Sobat muda muslim, ya nggak terasa bulan Ramadhan udah berada di akhir perjalanannya. Padahal, kayaknya baru kemarin kita bergembira dengan datangnya Ramadhan. Padahal, rasanya baru kemarin kita mengawali indahnya sahur dan buka pertama dalam puasa kita. Padahal, rasanya baru kemarin pula kita sama-sama ikutan tarawih pertama berjamaah di masjid. Begitulah. Waktu memang berjalan tanpa kom­promi. Meninggalkan kita. Nggak peduli kita lagi ngapain. Mau yang sedang memanfaatkan­nya atau malah yang getol membuang percuma kesempatan. Semua ditinggalin tanpa ampun.

Kita pantas merenung. Di sepuluh hari terakhir yang tersisa di bulan Ramadhan ini, apa yang akan kita lakukan? Menghitung hari seperti kemarin dengan tanpa ada aktivitas amal sholeh? Atau sekadar mengisinya dengan hal-hal yang amat jauh dari nilai-nilai Islam? Rasanya, kita semua udah pada tahu, apa yang harus kita lakukan. Tapi celakanya, kita juga seringkali lalai dengan apa yang seharusnya kita lakukan. Hati-hati yo…

Kita tahu bahwa puasa adalah wajib. Kita yakin (meski dengan keyakinan seadanya), bah­wa kalo nggak puasa kita akan berdosa. Namun, ternyata dalam praktiknya ada saja yang error. Selalu saja ada sebagian besar dari kita, yang ternyata masih melalaikan puasanya. Siang hari masih bebas makan dan minum. Emang sih, yang barangkali masih punya ‘setitik’ rasa malu tapi besar hawa nafsunya, ia akan makan dan minum di warung-warung yang tertutup kain. Kalo yang bebal mah, alias muke tebel, cuek aja ‘cacapluk’ di siang hari secara terang-terangan juga. Aduh, ini kok kayaknya nggak takut dosa gitu lho. Ckckck… gawat!
Bagi kita-kita yang mengawali dan mengisi Ramadhan ini dengan harapan ridho Allah, tentunya ingin selalu mendapat kesempatan emas dalam beribadah kepada Allah. Apalagi di bulan Ramadhan, di mana banyak kaum muslimin berlomba mengum­pulkan pahala untuk meraih derajat takwa. Nggak heran jika semua merasa Ramadhan adalah saat-saat padat beribadah. Rasulullah saw. jika Ramadhan tiba, beliau adalah orang yang paling dermawan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi saw. adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan. Kederma­wanannya meningkat pada bulan Ramadhan, yaitu ketika beliau bertemu dengan malaikat Jibril. Disebutkan bahwa kedermawanan beliau melebihi kecepatan angin bertiup. Duh, betapa mulianya Ramadhan.

Senang, sedih, dan cemas jadi satu
Boys and girls, jika setiap habis Ramadhan, gimana sih perasaan hatimu? Senang, sedih, cemas? Kayaknya gampang-gampang susah menjawab pertanyaan model begini. Sebab memang sulit memisahkan pera­saan itu sendiri-sendiri. Maklum, ketika ber­akhirnya Ramadhan banyak perasaan yang muncul di hati kita. Bercampur jadi satu.

Perasaan senang muncul karena setidak­nya kita merasa berhasil telah lolos dari medan ujian yang berat sebagai pemenang. Benar-benar sangat berat. Sebab, selain harus mena­han diri dari rasa lapar yang mengiris-ngiris lambung kita, selain harus menahan haus yang terasa mengeringkan kerongkongan kita, juga kita dituntut oleh Allah Swt. untuk mengen­dalikan hawa nafsu kita. Tujuannya, agar puasa kita juga dibarengi dengan tambahan pahala yang lain dari Allah Swt.
Perasaan sedih juga muncul dari kita. Kenapa sedih dengan berakhirnya Ramadhan? Karena kita kehilangan kesempatan emas untuk menanam pahala di bulan tersebut. Sedih rasanya merasakan perpisahan dengan bulan yang telah dimuliakan Allah sebagai tempat untuk ‘menimbun’ pahala. Lebih sedih lagi kalo kita sampe tak mendapat apa-apa di bulan Ramadhan ini, kecuali rasa lapar dan haus. Atau lebih rugi lagi adalah nggak dapat apa-apa. Termasuk nggak dapat pahala puasa karena memang nggak puasa. Duh, rugi berat deh.

Rasa cemas juga kerap muncul dari kita. Khususnya bagi kita-kita yang memang telah mengisi Ramadhan tahun ini dengan segala aktivitas amal sholeh kita. Sehingga setiap habis Ramadhan, yang dirindukan adalah kembali bisa menikmati Ramadhan di tahun depan. Namun, ada kecemasan yang menggunung manakala menyadari dan khawatir jika usia kita nggak sampe di Ramadhan berikutnya. Harapan dan kecemasan bercampur jadi satu. Sampe kita sendiri nggak tahu, apa sebetulnya yang kita inginkan. Sebab, antara harapan dan kece­masan kelihatannya saling melengkapi. Setiap kali kita berharap, selalu saja ada kecemasan, meski sekecil apapun rasa cemas itu.

Perasaan-perasan tadi muncul secara wajar dalam diri kita. Alhamdulillah, moga kita menjadi hamba-hamba Allah yang bertakwa. Tapi jika sebaliknya, yakni kita tak pernah merasa senang, sedih, apalagi cemas dengan habisnya Ramadhan ini, wah, pantesnya kita mulai mengukur diri tuh. Sudah seberapa pan­tas menjadi seorang muslim. Dan itu berarti pula kita adalah termasuk manusia super cuek, nggak peduli dengan masa depan kita sendiri. Sungguh keras hati kita jika tak pernah ada ungkapan dari perasaan hati kita ini. Meski cuma diungkapkan setitik saja. Ah, rasanya kita pantas untuk ‘dimurkai’ Allah. Naudzubillahi min dzalik!
Padahal Bro, kita pantesnya malu sama Allah. Pantas ‘berhutang’ kepada Allah. Betapa banyak rizki dari Allah yang telah kita makan. Betapa bejibun nikmat Allah yang telah kita rasakan. Betapa tak ternilai harganya ketika Allah menjadikan kita sebagai seorang muslim. Sebab, menjadi muslim, adalah petun­juk dari Allah. Itu adalah hidayah-Nya. Dan itu tak semudah membalikkan telapan tangan.

Barangkali kita nggak merasakan tan­tangannya ketika menjadi muslim. Sebagian besar dari kita menjadi muslim karena memang lahir dari keluarga muslim. Bayangkan jika kamu mendapatkan hidayah Allah ini berkat per­juangan yang melelahkan antara hidup dan mati.

Sa’ad bin Abi Waqqash, salah seorang sahabat Rasulullah, begitu berat menghadapi kenyataan ketika beliau menjadi muslim. Sang ibu melakukan protes keras dengan mengancam akan melakukan mogok makan sampe tun­tutannya agar Sa’ad kembali ke agama nenek moyangnya dipenuhi Sa’ad. Tapi Sa’ad tak mudah untuk tergoda lagi. Berat bukan? Begitupun dengan Amr bin Yassir, yang harus rela melihat dengan mata-kepalanya sendiri orangtuanya menemui ajal di tangan orang-orang kafir Quraisy karena mempertahankan keyakinan mereka tentang Islam. Begitu pula, pernahkah kamu membayangkan bagaimana menderitanya Salman al-Farisi yang berusaha mencari kebenaran. Sempat pindah-pindah keyakinan sebelum akhirnya istiqomah dengan Islam. Saking istiqomahnya dengan Islam, beliau rela hidup menderita untuk membela Islam.

Wajar kan, jika nilai keimanan beliau-beliau boleh dibilang sangat mahal ketika ‘membelinya’. Amat beda dengan kita yang langsung instan. Karena memang lahir dan dididik di lingkungan keluarga muslim. Tapi walau bagaimanapun juga, ini merupakan hidayah dari Allah Swt. juga. Tinggal bagaimana kita mensyukuri­nya. Salah satunya adalah dengan taat terha­dap apa yang diturunkan Allah Swt. kepada kita. Wajib tunduk dan patuh terhadap perintahNya.

Peduli kita untuk mereka...
Sobat muda muslim, selain kita meng­ukur apa yang telah kita lakukan di bulan pernah berkah, rahmat, dan ampunan ini, juga kita tumpahkan energi peduli kita untuk teman-teman yang masih tetap ‘istiqomah’ dalam kemaksiatannya. Nggak jarang kita jumpai, saudara kita yang masih berprinsip “semau gue” dalam berbuat. Malah tetep maksiat meski di bulan suci nan mulia ini. Astaghfirullah.

Buat kita semua yang masih doyan maksiat, kayaknya pas banget untuk direnungkan nih salah satu syair dari lagunya Justice Voice berikut ini: Allahurabbuna shalat kami tak sempurna/sering kami lalai di saat tengah menghadap/apa yang terucap tiada terasa di hati/disibukkan pikir dunia yang tak pernah habis.

Ya Rabbul Izzati kamilah hamba yang sakit/sakit akan iman, ilmu amalan ibadah/apa yang dibawa jikalau Engkau memanggil/tak cukuplah bekal menghadap Engkau ya Rabbi

Ya Allah ya Rabbi, beri ampun kami/hamba yang tertipu dunia fana ini/bagaimanalah nasib hamba yang amat merugi/mendamba cintaMu sedang amalan sedikit/jangankan yang sunnah banyaknya amal ibadah, shalat fardu saja kadang hanya waktu sisa/sisa dari dunia yang dijadikan tujuan

Banyak lho saudara kita yang masih maksiat di bulan Ramadhan. Maka kepada mereka, sikap peduli layak kita berikan. Tentu ini sebagai tanda kasih kita kepada mereka. Sebagai tanda cinta kita kepada mereka. Sebab kita adalah saudara seakidah. Bedanya, kita sudah mulai ingin benar dalam hidup ini, teman-teman—yang karena keterbatasan ilmunya—masih betah maksiat.

Kita pantas cemas menyaksikan polah teman-teman yang menjalani puasa hanya sebatas menahan diri dari makan dan minum doang. Sementara, mereka tetep keukeuh pacaran, tetep membuka auratnya, tetep tidak mengontrol mata, telinga, dan hatinya dari perbuatan kotor dan nista. Kita khawatir banget, jangan-jangan, cuma mendapatkan rasa lapar dan haus dari puasanya itu. Rugi deh. Rasulullah saw. bersabda: “Betapa banyak orang yang ber­puasa, tapi mereka tidak menda­patkan apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga” (HR Ahmad)

Kita pun pantas prihatin dengan kondisi masyarakat ini. Saat ini, masyarakat sepertinya sederhana saja memandang kehidupan ini. Ringan aja menghadapi dinamikanya. Kita sedikit meragukan jika masyarakat ini masih menyim­pan rasa peduli akan kebenaran. Sebab, bukti­nya banyak yang menyepelekan kebenaran. Individu memang banyak yang berbuat salah. Tapi yakinlah, ini akibat dari lingkungan tempat hidupnya. Sudahlah takwa individu carut marut, dan ini jumlahnya banyak, eh, masyarakat secara umum juga udah terbiasa dengan kemaksiatan yang berlangsung dalam kehi­dupannya. Bahkan celakanya ada yang sampe menganggap bahwa itu emang bagian dari kehidupan sekarang. Individu dan masyarakat yang udah jebol ini makin diperparah dengan kedodorannya negara dalam mengatur rakyat. Karuan aja, makin surem deh kehidupan ini.

Itu sebabnya, meskipun kita gembar-gembor mengkampanyekan untuk melakukan perbaikan individu. Tapi dalam waktu yang ber­samaan nggak dibarengi dengan mengubah masyarakat, maka kemungkinan besar akan mengalami kegagalan. Sebab, masalah akan terus berputar di situ. Jadi, mari ubah individu, dengan melakukan perubahan terhadap masya­rakat. Jadikan masyarakat ini sebagai masya­rakat Islam. Masyarakat yang diatur dalam negara yang menerapkan syariat Islam. Dengan begitu, kita tak perlu cemas, sedih, dan prihatin lagi menyaksikan kondisi kaum muslimin saat ini. Bukan hanya setiap habis Ramadhan, tetapi sepanjang waktu. Se­bab, semuanya udah benar. Tinggal diarahkan aja. Sekarang? Kita harus membenarkan seka­ligus mengarahkan. Relatif berat bukan?

Oke deh, moga-moga kita nggak cemas dan prihatin lagi setiap habis Ramadhan gara-gara mikirin kondisi umat ini. Tapi ya, selama kita hidup di bawah sistem kapitalisme seperti sekarang ini, kehidupan senantiasa diliputi rasa cemas, dalam seluruh aspek kehidupan, ter­masuk saat seperti ini, setiap habis Ramadhan. Cemas, kalo umat ini akan balik bejat lagi setelah Ramadhan berlalu. Ya, jangankan nanti, saat Ramadhan aja masih banyak yang mema­merkan kesombongannya dengan nggak mau taat kepada aturan Allah dan RasulNya.

Semoga kita menjadi hamba-hamba Allah yang mendapat berkah, rahmat, dan ampunan. Dan senantiasa memohon kepada Allah agar kita digolongkan kepada orang-orang yang berjuang demi tegaknya syariat Islam di muka bumi ini. Sekali lagi kita ngingetin, mari ubah individu dengan melakukan perubahan terhadap masyarakat. Setuju kan? Harus Setuju dong! (jiahaha maksa deh gue!)

Yuk, jadikan Ramadhan ini sebagai momentum perjuangan kita untuk mengembalikan kejayaan Islam yang diterapkan sebagai ideologi negara dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah. Semoga di Ramadhan tahun depan, segalanya sudah berubah menjadi lebih baik dari sekarang. Kita berharap bertemu Ramadhan di tahun depan agar bisa melihat keberkahan menyelimuti seluruh negeri. Kita bosan dengan kehidupan di bawah naungan Kapitalisme. Benci sebenci-bencinya dan kita berusaha berjuang bersama untuk menghancurkannya dan menghilangkannya dari kehidupan kita saat ini. Hanya Islam yang pantas dijadikan ideologi negara. Bukan yang lain. Semoga Allah Swt. memberi kesempatan kepada kita untuk bertemu Ramadhan di tahun depan dengan lebih baik kondisinya dari sekarang. Mari kita mulai perubahan individu dan masyarakat mulai dari sekarang dan seterusnya. Tetap semangat!


gaulislam edisi 099/tahun ke-2 (24 Ramadhan 1430 H/14 September 2009)
[solihin: http://osolihin.com | osolihin@gaulislam.com]
Read rest of entry
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah: 119)



Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan. (Shahih Muslim No.4664)



Dari Hudzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa kalian." (HR Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan).




Tidaklah beriman orang yang berzina tatkala ia berzina, tidaklah beriman orang yang minum khamr tatkala ia meminumnya dan tidaklah beriman orang yang mencuri ketika ia mencuri… (HR. Bukhari Muslim).

Animated, Flash Greeting Cards

“Katakanlah, ‘Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu memperlihatkannya, pasti Allah mengetahui.’...” (Ali Imran: 29)



Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khaththab r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Segala perbuatan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan (pahala) apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (ke Madinah) untuk mencari ridha Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah untuk mencari harta dunia atau untuk seorang perempuan yang hendak dinikahi, maka hijrahnya hanya untuk itu (tidak mendapatkan pahala di sisi Allah).’” (Muttafaq alaihi)




Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Kejujuran mengantarkan pada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke surga. Seseorang yang senantiasa berkata jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan kebohongan, mengantarkan pada kedurhakaan, dan kedurhakaan mengantarkan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berkata bohong akan dicatat di sisi Allah sebagai pembohong.” (Muttafaq 'alaih)



“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Fushilat: 53)

SMS Gratis Disini

 

About Me

Foto Saya
Scientist
You can looked that at my e-mail as imron_rosyadii@yahoo.com for my Mail and Facebook... Thank for all with loves coz Allah
Lihat profil lengkapku
Blog Advertising

Catatan Facebook Imron Rosyadi

DUDUNG.NET

Comes to Join on My Blog

Term of Use

You can give me a comment and suggestion a good idea.
My Facebook and Yahoo Messenger:
imron_rosyadii@yahoo.com
My Blog's:
http://imronrosyadi-scientist.blogspot.com
http://imron-scientist.blogspot.com
Thank to to Visit in My Blog

Copyright By Imron Rosyadi