1. Ulang kembali kuliah yang telah didapat. Setelah itu baca singkat dua halaman materi berikutnya untuk cari kerangkanya saja. Begitu kuliah tersebut diterangkan dosen esoknya, kamu sudah punya gambaran atau dasarnya, tinggal menambahkan saja apa yang belum kamu tahu. Jadi begitu pulang kuliah, kamu hanya mengulang saja untuk mencari kesimpulan atau ringkasan.
2. Usahakan selalu konsentrasi penuh waktu mendengarkan kuliah. Materi yang kamu dengar akan mudah dipanggil lagi begitu kamu menghapal ulang.
3. Coba untuk mengetik ulang catatan ke dalam komputer. Logikanya, dengan mengetik ulang catatan berarti sama saja dengan membaca ulang kuliah yang baru saja kamu dapat. Materi yang diulang tadi bisa tersimpan di memori otak buat jangka waktu yang lama. Lebih bagus lagi kalo kamu mau membaca kembali atau mempelajari catatan tersebut setelah diketik. Susah lupanya!
4. Membaca ulang catatan pelajaran kemudian buat kesimpulan dengan kata-katamu sendiri. Supaya dapat terpatri lama di memori, tulis kesimpulan kamu tadi di secarik kertas kecil seukuran kartu nama. Kartu-kartu tersebut efektif untuk mengulang dan membaca singkat kala senggang.
5. Mengulang pelajaran tidak selamanya harus dengan membaca atau menulis. Mengajari teman lain tentang materi yang baru diulang bisa membuatmu selalu ingat akan materi tersebut. Bagusnya lagi, kamu menjadi lebih paham akan materi tersebut.
6. Belajar mendadak atau SKS tidak efektif. Paling tidak sebulan sebelum ujian adalah masa ideal untuk mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Caranya : selalu buat ringkasan atau kesimpulan pada setiap pelajaran, kalau perlu pakai tabel atau gambar ilustrasi supaya mudah diingat.
Minggu, Juli 05, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah: 119)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan. (Shahih Muslim No.4664)
Dari Hudzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa kalian." (HR Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan).
Tidaklah beriman orang yang berzina tatkala ia berzina, tidaklah beriman orang yang minum khamr tatkala ia meminumnya dan tidaklah beriman orang yang mencuri ketika ia mencuri… (HR. Bukhari Muslim).
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan. (Shahih Muslim No.4664)
Dari Hudzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad Saw beliau bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa kalian." (HR Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan).
Tidaklah beriman orang yang berzina tatkala ia berzina, tidaklah beriman orang yang minum khamr tatkala ia meminumnya dan tidaklah beriman orang yang mencuri ketika ia mencuri… (HR. Bukhari Muslim).
Animated, Flash Greeting Cards
“Katakanlah, ‘Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu memperlihatkannya, pasti Allah mengetahui.’...” (Ali Imran: 29)
Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khaththab r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Segala perbuatan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan (pahala) apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (ke Madinah) untuk mencari ridha Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah untuk mencari harta dunia atau untuk seorang perempuan yang hendak dinikahi, maka hijrahnya hanya untuk itu (tidak mendapatkan pahala di sisi Allah).’” (Muttafaq alaihi)
Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Kejujuran mengantarkan pada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke surga. Seseorang yang senantiasa berkata jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan kebohongan, mengantarkan pada kedurhakaan, dan kedurhakaan mengantarkan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berkata bohong akan dicatat di sisi Allah sebagai pembohong.” (Muttafaq 'alaih)
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Fushilat: 53)
Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khaththab r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Segala perbuatan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan (pahala) apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (ke Madinah) untuk mencari ridha Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa berhijrah untuk mencari harta dunia atau untuk seorang perempuan yang hendak dinikahi, maka hijrahnya hanya untuk itu (tidak mendapatkan pahala di sisi Allah).’” (Muttafaq alaihi)
Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Kejujuran mengantarkan pada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke surga. Seseorang yang senantiasa berkata jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan kebohongan, mengantarkan pada kedurhakaan, dan kedurhakaan mengantarkan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berkata bohong akan dicatat di sisi Allah sebagai pembohong.” (Muttafaq 'alaih)
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Fushilat: 53)
0 komentar:
Posting Komentar